Selasa, 30 Oktober 2012

1.2 SAP Etika Profesi Akuntansi -

Perilaku Etika dalam Bisnis

      Di dalam perusahaan nilai-nilai etika dalam bisnis bervariasi, sebagian besar didefinisikan oleh perilaku dan nilai-nilai yang mengatur lingkungan bisnis. Secara umum, nilai-nilai etika bisnis adalah seperangkat prinsip yang mendorong individu dalam organisasi untuk membuat keputusan berdasarkan keyakinan perusahaan menyatakan dan sikap terhadap praktek bisnis dalam industri.
a.    Lingkungan bisnis yang mempengaruhi Perilaku Etika

     Dalam perusahaan karyawan harus berpegang teguh pada misi bisnis dan nilai-nilai perusahaan karena akan menghadapi dilema bisnis dan diharuskan membuat pilihan yang paling tepat sebab segala perilaku dan tindakan dapat mempengaruhi kesuksesan perusahaan.
Contohnya adalah menunjukkan hubungan antara hubungan kerja yang terhormat dan omset yang rendah, atau kebijakan pengembalian lunak dan survei kepuasan pelanggan meningkat. Pendekatan ini membantu karyawan memahami hubungan antara perilaku bisnis yang etis dan kesuksesan perusahaan.

b.    Kesaling - tergantungan antara bisnis dan masyarakat

     Idealnya kesaling-tergantungan merupakan hubungan yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan. Didalam ketergantungan tersebut mengajarkan tentang kebijaksanaan. Dunia telah disulap menjadi lahan bisnis. Pentingnya sinkronisasi antara bisnis, alam, manusia. Mata rantai yang seharusnya tetap dijaga keseimbangannya. Karena alam merupakan dimana manusia berpijak, menjalankan roda perekonomian dan menjalankan kehidupan, bisnis mengajarkan manusia untuk mengolah segala sesuatu yang ada dibumi menjadi bermanfaat untuk kehidupan manusia itu sendiri, dan manusia sebagai penggerak dari adanya bisnis.

c.    Kepedulian pelaku bisnis terhadap etika

     Meskipun ada banyak nuansa abu-abu dalam urusan bisnis, perusahaan dapat menentukan nilai bisnis yang etis dengan menguraikan contoh-contoh yang jelas dari perilaku benar dan salah yang berlaku. Hal ini dapat dicapai dengan cara seperti interaksi pelanggan, perselisihan karyawan atau negosiasi dengan vendor dan kontraktor.
     Sebuah perusahaan yang mendefinisikan nilai-nilai bisnis yang etis sebagai elemen inti dari budaya perusahaan mendorong karyawan untuk melakukan tanggung jawab pekerjaan mereka sesuai. Hal ini sering kali melibatkan melakukan apa yang benar untuk bisnis, tanpa memperhatikan hasil pribadi atau motif tersembunyi.
    Banyak keputusan pribadi dan profesional didasarkan pada rasionalisasi etika yang terlibat. Misalnya, seseorang yang menggelapkan dari perusahaannya dapat lebih memahami perilaku itu tidak etis, tapi dia membenarkan hal itu dengan mengatakan ia berada di bawah bayar, sehingga perusahaan mendapatkan apa yang pantas. Sesungguhnya mendefinisikan nilai-nilai bisnis yang etis dalam lingkungan tempat kerja melibatkan mengikuti contoh perilaku etis dan perlakuan yang adil, mulai dari manajemen.
    Jadi pelaku bisnis idealnya tidak hanya berorientasi pada profitabilitasnya saja tetapi juga memperhatkan segala aturan (etika yang berlaku) termasuk diantaranya memerhatikan lingkungan, kehidupan para pekerjanya dan kepentingan stakeholder-nya. Karena

d.    Perkembangan dalam etika bisnis

Perkembangan bisnis menurut bertens (2000) :
1.    Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lainnya menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara, kehidupan ekonomi dan peraturan kegiatan niaga 
2.    Tahun 1960-an
Ditandai adanya pemberontakan terhadap kuasa otoritas di Amerika Serikat, revolusi mahasiswa di Ibukota Perancis, penolakan terhadap kemapanan. Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khuusnya manajemen, yaitu dengan menambah kurikulum baru dengan nama Business and society dan topik yang sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3.    Etika Bisnis lahir di AS tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis disekitar bisnis dan ika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4.    Etika bisnis meluas ke Eropa tahun 1980-an.
Di Eropa Barat, terdapat pertemuan antara akademisi dari univeritas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5.    Etika bisnis menjadi fenomena global tahun 1990-an.
Didirikannya International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo

e.    Etika bisnis dan Akuntan

Seiring dengan tuntutan untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang terkelola dengan baik, kinerja akuntan menjadi sorotan. Pentingnya profesionalitas dan independensi seorang akuntan. Kode etik merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi ekistensi profesi dan sebagai salah satu standar dasar pembentukan kepercayaan masyarakat. Karena dngan mematuhi kode etik akuntan diharapkan dapat menghaslkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Dalam hal inilah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta aturan etika yang wajib dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen. Tanggung jawab sosial Kantor Akuntan Publik sebagai Entitas Bisnis Gagasan Bisnis Konteporer sebagai institusi sosial muncul dikembangkan berdasarkan persepsi yang menyatakan bahwa bisnis bertujuan memperoleh laba. Persepsi ini diartikulasikan secara jelas oleh Milton Friedman yang memaparkan bahwa tanggung jawab bisnis yang utama adalah menggunakan sumber daya dan mendesain tindakan untuk meningkatkan laba sepanjang tetap mengikuti atau mematuhi aturan permainan. Hal ini dapat dikatakan bahwa bisnis tidak seharusnya diwarnai oleh penipuan dan kecurangan. Pada struktur utilitarian, melakukan aktivitas untuk memenuhi kepentingan sendiri diperbolehkan. Menurut Smith mengejar kepentingan pribadi diperbolehkan sepanjang tidak melanggar hukum dan keadilan dan kebenaran. Bisnis harus diciptakan dan diorganisasikan dengan cara yang bermanfaat bagi masyarakat. Krisis dalam profesi akuntansi saat ini adalah apabila auditor atau attestor bertindak dijalan yang salah, opini dan audit akan bersifat tidak berharga.


Sumber:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://smallbusiness.chron.com/definition-business-ethical-values-21096.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar